Cerpen Kabur Dari Rumah


Kabur Dari Rumah
            Namaku Rizal Fauzi. Aku lahir di Sukabumi pada tanggal 07 Agustus 2003 dan tinggal di Cisaat Jalan Ciraden Rt10/03 Kabupaten Sukabumi. Aku akan menceritakan pengalaman aku yang kabur dari rumah. Pada saat itu malam hari sekitar pukul 20.00, aku datang ke rumah teman saya untuk mengajak ke warnet. Setelah sampai di warnet, saya dan teman saya bermain 40 menit dengan harga Rp2.000. “Eh, jal bagaimana kalau kita bermain Point Blank, soalnya kan bisa bermain bersama” ucap teman saya sambil menepak pundak saya. “Ayo, kayaknya seru!” ucapku. Kami pun bermain Point Blank bersama.
Ttidak terasa waktu berlalu sampai 30 menit, ibuku datang dan menyuruhku untuk pulang. “Do, aku pulang duluan ya, soalnya dijemput sama ibu” ucapku kepada teman saya. “Iya zal, hati-hati dijalan ya.” Ucap temanku. Pada saat dijalan, aku dicubit sambil diomelin “mau ngapain coba ke warnet malam- malam? kayak tidak ada waktu lagi, kan bisa besok lagi main nya!!” ucap ibuku sambil marah-marah. “Iya bu, maaf. Lain kali gak bakalan di ulang lagi” ucapku sambil menahan agar tidak  menangis. Setelah Sampai di depan pintu rumah, aku langsung kabur dan lari ke halaman rumah tetangga dengan ketakutan. Disitu aku mendengar bahwa orangtuaku marah-marah. “Pak, itu si Rizal main ke warnet malam-malam tanpa izin” ucap ibuku ke bapak. “Apa!!!! Mana si Rizal nya, biar bapak pukul pake sabuk” ucap bapakku dengan nada tinggi. Mendengar percakapan orangtuaku mebuatku takut untuk pulang. Jadi, aku memutuskan untuk pergi ke pondok pesantren yang tak jauh dari rumah karena menurutku disitu tidak akan curiga bahwa aku pergi ke ponpes. Aku melaksanakan Solat Isya dulu agar dapat menenangkan hati. Setelah itu, aku mau langsung tidur di mesjid dan pulang besok. Pada saat mau tidur, aku kepikiran terus soal orangtuaku dan membuatku susah untuk tidur, aku memutuskan untuk pulang. Pada saat dijalan, aku bingung antara mau pulang atau balik lagi.  “Kalau aku pulang, takut dimarahin. Tapi kalau balik lagi, kepikiran terus tentang orangtua” ucapku dalam hati. Jadi aku memutuskan untuk pulang dengan rasa keraguan. Setelah sampai di rumah, orangtuaku yang tadinya marah-marah malah menjadi sedih. “Zal, jangan kabur-kaburan lagi, ibu itu sayang pada rizal, ibu khawatir kamu kenapa napa” ucap ibuku sambil menangis dan memelukku. “Iya bu, maafin rizal juga sudah berani kabur-kaburan dan berani membantah omongan ibu” ucapku sambil nangis. Aku disitu langsung memahami bahwa orangtuaku masih sayang.

Nama  : Rizal Fauzi
Kelas    : XI TKJ 2   


Komentar

Postingan Populer