Cerpen Si Malas dan si Rajin
Si Malas dan si Rajin
Felix
adalah seorang murid yang duduk di bangku kelas 11, dia adalah orang yang tidak
peduli terhadap sekolahnya, dia sering bolos sekolah bahkan ketika sekolah dia
hanya tidur di kelas. Felix memiliki seorang teman sejak kecil yang rajin
bernama Hana. Meskipun mereka berteman, tetapi sikap mereka saling bertolak
belakang. Felix yang pemalas berbeda dengan Hana yang sangat rajin. Ketika
waktu ujian sekolah sudah dekat, Felix yang sudah terbiasa mendapat nilai
rendah di setiap ujian, tidak merasa khawatir sama sekali terhadap ujian yang
akan di hadapinya. Sementara Hana yang selalu belajar dengan giat merasa
khawatir dengan nilai-nilai Felix.
“Lix gimana persiapan kamu
buat ujian nanti?” tanya Hana.
“Aku tidak terlalu peduli
dengan ujian Han, aku hanya ingin cepat selesai belajar dan pulang ke rumah” ujar
Felix.
Mendengar hal tersebut Hana
menjadi sangat marah dan membawa Felix keluar melihat jalanan yang ramai.
Disana dia melihat ada seorang pengamen yang seumuran dengannya dan seorang
pemulung.
“Felix, lihatlah mereka tidak
memiliki orang tua yang mampu membiayai mereka, padahal aku yakin mereka juga ingin
sekolah sama seperti kita” jelas Hana menasihati Felix.
“Seharusnya kamu bersyukur
bisa sekolah dan orang tuamu mampu membiayaimu, tidak sepeti mereka yang kurang
beruntung dan harus bernasib seperti itu” ucap Hana kepada Felix dengan tegas.
Felix yang mendengar ucapan
Hana itu merenung menundukkan kepalanya merasa malu dan menyesal. Felix berlari
sambil menangis, lekas pulang setelah mendengarkan perkataan Hana, dia melihat
ada seorang anak kecil yang mengemis kepada orang-orang di pinggir jalan. Felix
kemudian menghampiri si pengemis tersebut sambil mengusap air matanya.
“Dek sedang apa kamu di pinggir
jalan seperti ini?” tanya Felix.
“Aku hanya sedang mencari
uang untuk makan kak” kata si pengemis tersebut.
“Berbahaya jika kamu meminta-minta
di pinggir jalan seperti ini dek”
Kemudian si pengemis tersebut
menundukkan kepalanya dan berbalik bertanya,
“Lantas apa yang aku harus
lakukan kak, aku tidak memiliki orang tua yang mampu seperti kakak, aku harus
mencari uang untuk makan, tapi aku tidak bisa untuk bekerja” kata si pengemis
tersebut sambil menangis.
Kemudian Andi memberikan sisa
uang jajannya yang ada si sakunya dan memberikannya kepada si pengemis tersebut.
“Ini dek kakak ada uang, kalau
mau beli makanan pakailah uang ini meskipun tidak seberapa”
Si pengemis tersebut merasa
senang dan terharu, kemudian Felix mengajaknya untuk membeli makanan emperan
yang ada di dekat pinggir jalan tersebut.
“Dek memangnya kamu tinggal
dimana?” tanya Felix.
“Aku tinggal di gubuk seberang
sana kak bersama orang tua dan 1 adikku”
Felix yang sedih mendengar si
pengemis tersebut kembali merenungkan perkataan Hana, kemudian si pengemis
tersebut menatap seragam sekolah yang di kenakan oleh Felix.
“Wah...Kakak anak sekolahan
ya.. Andai saja aku bisa sekolah seperti kakak pasti menyenangkan” si pengemis
berkata sambil tersenyum.
Felix yang mendengar hal itu
kemudian sedih dan merasa bahwa dirinya adalah orang yang sangat tidak tahu
bersyukur. Kemudian Felix mengusap kepala si pengemis tersebut dan berkata,
“Ya suatu saat nanti kamu pasti
bisa sekolah kok” jawab Felix sambil tersenyum.
Setelah selesai makan dan
berpisah dengan si pengemis tersebut. Felix berjalan pulang tetapi ia selalu
terpikir akan perkataan Hana dan si pengemis tersebut. Dan akhirnya Felix berlari
kembali memutar arah kembali ke sekolah. Setelah tiba di sekolah, Felix masuk
ke kelasnya dan meminta maaf kepada gurunya karena terlambat masuk.
Keesokan harinya Hana melihat
Felix yang berangkat sekolah lebih pagi di banding dengan biasanya. Kemudian
Hana menghampiri Felix.
“Lix maaf ya mungkin kemarin
aku sudah keterlaluan memarahimu”
“Iya tidak apa-apa Han justru
aku berterima kasih”
Felix yang sekarang sudah
mulai berubah itulah yang di pikirkan oleh Hana sekarang. Felix menjadi lebih
giat belajar dan tidak bolos sekolah, bahkan Felix selalu mengajak Hana untuk
mengajarkan pelajaran yang ia tidak mengerti. Ketika ujian tiba, sekarang Felix
menjadi lebih semangat dan tidak ingin lagi mendapatkan nilai yang rendah.
Seminggu telah berlalu dan
ujian akhirnya selesai. Ketika hasil ujian di bagikan, Felix cukup puas dengan
nilai yang di dapatnya, meskipun nilai nya tidak terlalu tinggi tetapi nilai
ini lebih baik dari yang biasanya Felix dapatkan. Kemudian Hana menghampiri
Felix dan bertanya mengenai hasil ujiannya.
“Lix gimana hasilnya?” tanya Hana.
“Ya lumayan dan meskipun
tidak sebagus nilai-nilaimu, tapi aku cukup senang dengan nilai yang aku
dapatkan”
“Iya Lix aku percaya kok jika
kamu terus rajin dan tidak bermalas-malasan untuk belajar, bahkan kamu bisa
melampaui nila-nilaiku Lix”
Kemudian Felix tersenyum dan
membulatkan tekadnya untuk mengakhiri bermalas-malasan dan mulai untuk rajin
belajar karena ia berpikir,
“Masih banyak orang di luar
sana yang berkeinginan untuk sekolah, aku tidak boleh bermalas-malasan hanya
karena egoku, aku ingin menjadi orang yang sukses dimasa depan. Karena orang
sukses tidak lahir dari orang yang bermalas-malasan, melainkan lahir dari orang
yang terus berusaha dengan giat.”
Selesai
Ditulis oleh : Faradilla MSP
11 TKJ 2
Komentar
Posting Komentar